JAKARTA: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terus menurun akibat mengalirnya dana investor asing keluar negeri disebabkan momentum jatuh temponya utang pemerintah sejumlah negara di Eropa.
Ekonom Senior Bank Standard Chartered Indonesia Fauzi Ichsan mengatakan terkoreksinya harga sejumlah saham pada awal tahun disebabkan karena tingginya nilai pasar saham pada akhir 2010. “Awal tahun terkoreksi karena pasar saham di akhir tahun sudah relatif mahal,” kata Fauzi di Jakarta, hari ini.
Selain itu, lanjutnya, menurunnya IHSG disebabkan karena mengalirnya dana asing keluar negeri karena tersedot kebutuhan untuk membayar utang pemerintah di sejumlah negara yang akan segera jatuh tempo.
"Pemicunya itu adalah potensi krisis utang pemerintah di Eropa, karena pekan ini saja beberapa pemerintah itu harus menggalang dana lebih dari 40 miliar euro,” katanya.
Dia menjabarkan beberapa negara seperti Yunani, Irlandia, Spanyol, dan Portugal akan terus menggalang dana bagi pelunasan utang ini. Hingga semester I, dia perkirakan dana akan terus tersedot karena dana talangan Eropa (European bailout funds) harus dinaikkan dari 750 miliar euro menjadi 1 triliun euro.
“Dan kuncinya itu adalah dukungan dari Jerman. Bila pemerintah Jerman mendukung pembesaran dana tersebut otomatis isunya menjadi restrukturasi utang pemerintah bukan default,” katanya.
Dia memperkirakan bila tidak terjadi peningkatan dana talangan, maka sejumlah negara akan mengalami gagal bayar seperti Yunani. “Ada kekhawatiran Portugal juga terpuruk, sehingga ini memicu sentimen negatif karena bagi investor-investor di pasar financial,” jelasnya.
Bagi Indonesia, sambung dia, keadaan ini juga diperburuk dengan persepsi inflasi yang cukup tinggi akibat inflasi bahan pangan. “Kalau misalnya tidak ada krisis atau potensi krisis di luar negeri, sangat mungkin investor tidak akan mempermasalahkan inflasi yang tinggi di Indonesia,” ujarnya.
Rangkaian kondisi itu, tuturnya, berpotensi membuat investor panik dan memilih untuk menarik dana dari Indonesia secara besar-besaran. Fauzi memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga utama walaupun cadangan devisa yang dikelola cukup besar untuk menghindari efek negatif sudden reversal.
“Kami perkirakan pada kuartal I BI Rate akan naik 25 bps dan kuartal II akan naik 75 bps sehingga BI Rate berada pada 7,5%,” katanya.
Fauzi menyatakan kekhawatiran capital outflow ini hanya bersifat sementara, yakni hingga semester I. Sebab, secara fundamental Indonesia yang sedang tumbuh akan terus menarik modal dari luar negeri lewat berbagai instrumen.
Menurut dia, Indonesia memiliki dua hal yang menyebabkan investor senang berinvestasi dalam pasar uang dalam negeri. “Pertama, pertumbuhan ekonomi lebih pesat dari negara maju. Artinya, dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat otomatis laba perusahaan lebih pesat dari negara maju. Kedua, pasar yang suku bunganya tinggi,” jelasnya.(yn)
2011-01-12 - Saham Garuda diperkirakan diserbu pasar
2011-01-12 - Mandiri lepas 7,4% saham di Garuda
2011-01-12 - Harga IPO Garuda Rp750-Rp1.100
2011-01-12 - Harga IPO Garuda Rp750-Rp1.100
DPR akan amendemen 5 UU keuangan
Generali garap bancassurance dengan ANZ
Indomie bisa masuk Taiwan lagi
Perpajakan di telekomunikasi perlu disederhanakan Bank Jasa dapat injeksi modal Rp100 miliar Cargill-Sorini dinilai sama-sama untung Survei LSI: Jumlah pemilih partai merosot RIM dinilai wajib berlisensi ISP Kurs dolar terhadap Euro menguat 19 Tim siap tanding di Liga Premier Indonesia
Generali garap bancassurance dengan ANZIkuti kami
© 2010 bisnis indonesia.
Nenhum comentário:
Postar um comentário